Toko Kue Bawean Bertahan Karena Cita Rasa
- Kategori Induk: Rubrikasi
- Diperbarui pada Senin, 06 Juli 2015 11:15
- Diterbitkan pada Senin, 28 Juni 2010 18:02
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 12469
- 28 Jun

Nougat Roll dan Chocolade Wafel adalah produk-produk andalan Sweetheart kala itu. Bolu gulung dengan bahan utama vanilla, vla dan rum ini menjadi produk legendaris Sweetheart yang tetap bertahan hingga kini. Pada generasi pertama, toko kue Sweetheart tidak memiliki banyak karyawan. Bapak enam anak ini mempekerjakan semua anaknya secara gotong royong ketika itu. Setiap anak memiliki bidang masing-masing untuk dikerjakan mulai dari produksi hingga packaging.
Pada tahun 1974, Toko Kue Sweetheart pindah ke tempat barunya yang berada di Jl. Bawean No. 4,
Menjaga Cita Rasa
Sejak generasi pertama, Toko Roti Bawean selalu menggunakan bahan
Usaha Herdy untuk tetap mempertahankan rasa dari produk-produk jaman dahulu tidaklah mudah. Sebut saja untuk cokelat, ketika supplier coklat langganannya sudah tidak beroperasi lagi, Herdy berusaha untuk mencari cokelat pengganti dengan kualitas dan rasa yang sama sampai ke luar negeri, namun hasilnya nihil. Dengan modal sisa cokelat dari suplier lama, Herdy pun memutuskan untuk menciptakan cokelat dengan kualitas dan rasa yang sama dengan cara meneliti cokelat tersebut di salah satu laboratorium cokelat ternama di Singapura. Akan tetapi hasilnya tidak bisa 100% sama. Sehingga Herdy terpaksa menggunakan bahan
Produk Toko Kue Bawean memang terkenal dengan mempertahankan rasa khas masa lalu, tapi tidak demikian dengan mesin produksi yang ada di dapurnya. Ketika Pastry&Bakery berkunjung ke bagian dapur, deretan alat produksi seperti oven, mixer, dan freezer sudah menggunakan teknologi terbaru yang di import dari luar negeri. Sedangkan untuk karyawan, dari sekitar 60 orang karyawan yang dimiliki, sebagian besar karyawan telah puluhan tahun mengabdi di Toko Kue Bawean.
Inovasi Produk Premium
Setelah berpuluh tahun Herdy mengelola Toko Kue Bawean, Herdy mengangsurkan tongkat estafet kepada anaknya. Pada tahun 2002, Edwin L. Kusmana yang tidak lain adalah anak pertama Herdy, diberikan kewenangan untuk mengelola Toko Kue Bawean. Di tangan pria bergelar S2 ini, Toko Kue Bawean banyak mengalami perkembangan. Salah satunya dalam hal produk dan manajemen. Selain tetap mempertahankan produk lama, Edwin dan mulai memproduksi produk baru yang ditujukan untuk konsumen generasi sekarang. “Saya harus mulai dari bawah dulu untuk bisa pegang kendali di Toko Kue Bawean. Pak Herdy menginginkan saya bisa mempelajari situasi dan mengenal satu persatu pegawai yang bekerja untuk Bawean,” kenang Edwin. Lanjutnya, “Bahkan saya harus mau panggul terigu atau bekerja di ruang produksi.” Berkat kerja kerasnya, Toko Kue Bawean bisa tetap bertahan ditengah persaingan bakery-bakery di
Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar konsumen Toko Kue Bawean adalah pelanggan lama yang juga telah turun temurun menjadi pelanggan setia. Namun hal tersebut tidak membatasi Edwin untuk berinovasi dengan produk barunya. Karena selain hidup di jaman yang berbeda, Toko Kue Bawean pun harus siap dengan perubahan jaman. Sehingga Edwin sejak setahun yang lalu meluncurkan produk premium seperti Opera, aneka cheesecake, Tutti Frutti Cookies, Choc Chip Cookies, hingga Macarons. Untuk produk premium ada satu hal yang diadopsi oleh Edwin dari generasi pertama pendiri Toko Kue Bawean yaitu tetap pempergunakan bahan
Lokasi cabang Bawean di Jl. L.L.R.E Martadinata yang sangat strategis di harapkan dapat merangkul konsumen baru. Hal tersebut juga yang memotivasi Edwin untuk melebarkan sayap dengan membuka resto. Berlokasi di lantai dua Toko Kue Bawean cabang Martadinata, Edwin menerapkan konsep yang elegan untuk Bawean Resto. Tampak dari luar resto ini terlihat sangat memukau. Namun anda tidak akan menyangka jika menu yang ditawarkan sangat ekonomis dari segi harga. Resto ini selain menyajikan menu main course seperti Chicken Cordon Bleu, Sweetheart Fish and Chips, Grilled Dori with Red Pepper and Rosemary, berbagai pilihan makanan Oriental, aneka pasta dan pizza hingga sandwich.
Prospek Cerah Tanpa Iklan
Berbicara mengenai srategi promosi, Edwin mengaku bahwa Toko Kue Bawean sampai saat ini masih mempergunakan prinsip tunggu bola. “Tidak ada rencana untuk mengiklan di media karena sebagian besar konsumen kami adalah konsumen dari generasi pertama,” papar Edwin. Satu-satunya media promosi Toko Kue Bawean adalah penampilan outlet, penggunaan bahan-bahan pilihan serta mempertahankan rasa dari produk-produk yang dijual. “Saya percaya dengan kekuatan rekomendasi dari mulut ke mulut. Untuk memperkenalkan produk baru, kami tak segan membagikan sampel kepada pelanggan bahkan memberikan diskon khusus, agar pelanggan mau mencicipi,” imbuhnya.
Untuk masa yang akan datang, Edwin tak hanya puas dengan outlet-outlet di Jl. Bawean atau Jl. L.L.R.E Martadinata saja. Ia percaya bahwa bisnis keluarga ini masih bisa dikembangkan lagi menjadi lebih baik. Walaupun masih mempertahankan resep-resep lama, dan bertahan tanpa mengiklan. Edwin optimis terhadap prospek yang bagus dimasa yang akan datang, sehingga muncul rencana untuk membuka cabang baru yang lebih besar dalam waktu dekat ini. Namun Edwin mengatakan, “Konsep dari resto baru ini nantinya murni memasarkan produk premium, untuk produk tradisional cukup di Jl. Bawean dan Jl. Martadinata saja.”
Pastry&Bakery/@Halasan Sihombing/Rika Eridani
Foto-foto : Halasan Sihombing