buah dari surga
- Kategori Induk: Rubrikasi
- Diperbarui pada Senin, 06 Juli 2015 11:15
- Diterbitkan pada Rabu, 17 Juni 2009 17:23
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 5425
- 17 Jun
“choco” dan “atl” yang artinya busa dan air.Suku Aztec dan
Maya percaya bahwa Dewa Tani telah menganugerahkan buah
cokelat yang berasal dari surga kepada mereka.Suku Maya pertamakali menemukan rahasia pohon kakaopada masa 250 – 900 SM. Suku ini mengambil pohon kakao
dari hutan dan menanam kembali di belakang tempat tinggal
mereka. Kemudian mereka memanen bijinya, yang kemudian
difermentasikan, dibakar, dan dihaluskan hingga menjadi pasta
atau bubuk halus.
Bukti sejarah paling awal tentang penggunaan dapat
ditemukan pada di sebuah situs pengolahan cokelat di Puerto
Escondido, Honduras, sekitar 1100 -1400 tahun SM. Residu
cokelat yang ditemukan pada tembikar yang digunakan oleh
suku Maya kuno di Río Azul,
Guatemala Utara,
menunjukkan bahwa Suku Maya sudah meminum cokelat sekitar
tahun 400 SM. Karena rasanya sangat pahit, mereka mencampur
biji-biji kakao kering dengan berbagai bahan perisa lain, dan
menumbuknya, untuk menghasilkan minuman yang lebih nikmat.
Pada tahun 1400, Kerajaan Suku Aztec mendominasi sebagian
besar Mesoamerika. Mereka membeli kakao dari Suku Maya,
dan meminta setiap suku yang telah ditaklukkannya membayar
dengan biji kakao sebagai bentuk mata uang atau alat tukar.
Sebagai contoh, suku Indian Aztec menggunakan sistem
perhitungan dimana seekor ayam Turki seharga seratus biji kakao
dan satu buah alpukat seharga tiga biji kakao.
Seperti halnya Suku Maya, Suku Aztec juga mengkonsumsi
minuman cokelat pahit dengan berbagai macam bumbu
penyedap, karena gula belum menjadi produk pertanian di masa
Mesoamerika.
minuman cokelat pada saat –saat tertentu. Bahkan hanya orang
kerajaan atau bangsawan yang boleh meminumnya. Sedangkan
di Suku Aztec, pendeta, tentara, penguasa, dan orang yang
dihormati, bisa juga menikmati minuman ini.
Kegiatan ritual keagamaan maupun
acara kerajaan pun diwarnai kehadiran minuman cokelat. Para pendeta
menjadikan biji kakao sebagai persembahan kepada Dewa
Kesuburan dan menghidangkan minuman cokelat sepanjang
upacara suci. Itulah mengapa kakao mendapat nama latin
Theobroma yang berarti“makanan para dewa.