fbpx

Bakpia Djogdja Berani Berinovasi

Bakpia sudah menjadi trade mark bagi Yogyakarta, terutama untuk oleh-oleh khas khas Kota Gudeg. Demikian populernya penganan ini, membuat banyak pengusaha yang tergoda mencicipi manisnya menjual bakpia.

 

 

Salah satu pengusaha yang mencoba keberuntungan adalah Rasuna pemilik bakpia merek BakpiaPia Djogdja. Rasuna yang dari dahulu menyukai dunia baking, merasa tertantang dengan mencoba melakukan modifikasi pakem bentuk dan resep bakpia yang sudah ada sebelumnya. Sebelum memutuskan membuka outlet, Rasuna menjual bakpia buatannya kepada tetangga dan kerabat saja. Pada tahun 2004, ia memberanikan diri membuka satu outlet di kawasan Dagen, Yogyakarta. Sejak dibuka outlet pertama ini, terjadi peningkatan penjualan, terutama pada saat liburan tiba. Pemasaran yang dilakukan salah satunya mempergunakan twitter, salah satu media sosial yang sedang digemari oleh anak-anak muda.

     Perkembanagan outlet BakpiaPia Djogdja semakin meningkat. Saat ini BakpiaPia Djogdja tak hanya terdapat di Jl. Dagen saja namun tersebar di tujuh lokasi seputaran Yogya. Empat diantaranya terdapat di sepanjang wilayah Malioboro, sedangkan tiga tempat lainnya berada di pinggir kota Yogyakarta. Dari ketujuh outlet tersebut, tak semuanya dimiliki oleh BakpiaPia Djogdja. Ada beberapa outlet Rasuna melakukan bagi hasil dengan pemilik tempat. “Untuk membuka outlet harus ditinjau dahulu lokasi. Kami lihat juga niat dan kemauan untuk berjualan produk BakpiaPia Djogdja. Karena kami ingin outlet yang dibuka bisa berumur panjang tak hanya semusim,” ungkap Rasuna sewaktu ditemui Pastry&Bakery di salah satu outletnya. Lanjutnya lagi, “Untuk melakukan franchise kami belum ada rencana.”


Berani Melakukan Inovasi

Hal membedakan antara BakpiaPia Djogdja dengan bakpia lainnya adalah pada bentuk yang besar, berbeda dengan bakpia pada umumnya. Kulit BakpiaPia Djogdja jika masih hangat akan renyah. Sewaktu sudah dingin, kulitnya akan semakin lembut. Keempukkannya akan bertahan selama 5 hari. Filling yang ditawarkan juga beragam, tak hanya kacang hijau, namun juga cokelat, keju, kurma, nanas, durian, cappuccinodan pisang keju. Pilihan filling ini merupakan ciptaan Rasuna. Sebelum memperoleh hasil yang sempurna, ia banyak melakukan uji coba.


     Rasuna tak hanya berani melakukan inovasi terhadap resep bakpia. Ia mengutak-atik produk yang dikenal dengan nama Ampyang. Salah satu cemilan khas Yogya yang terdiri dari kacang tanah dan larutan karamel gula merah, dibentuk serupa cookie drop. Lewat tangan Rasuna, ia mengubah penggunaan gula merah menjadi cokelat. Rasa yang ditawarkan adalah Ampyang Cokelat, Ampyang Jahe dan Ampyang Pedas Manis. Jika Ampyang yang kita kenal berukuran diameter 5 cm, Ampyang buatan Rasuna berukuran bite size.


Souvenir Kraton Wedding
Keberuntungan juga tidak datang tiba-tiba. Suatu hari Rasuna dihubungi pihak Keraton Yogyakarta, GRAj Nurastuti Wijareni atau akrab dipanggil Jeng Reni meminta BakpiaPia Djogja menyediakan 5000 buah bakpia. “Saya sangat bangga sekali dan sekaligus terkejut saat Jeng Reni meminta kami untuk menyajikan BakpiaPia Djogdja dalam mantu Kanjeng Sultan,” ucap rasuna dengan nada merendah. “Kami persiapkan bahan-bahannya jauh hari sebelum acara, agar memperoleh bahan terbaik. Kemasannya pun kami pesan khusus untuk perhelatan besar ini. Semua melalui persetujuan Jeng Reni sebelum dicetak,” jelas Rasuna.


     5000 buah bakpia ini dimasak pada malam hari, jadi semuanya tersaji fresh dan bisa dinikmati hingga resepsi. “Untuk pembagiannya kami bagi untuk siang hari disajikan antara 2000 hingga 2500 box. Sedangkan pada malam harinya berkisar 2500 hingga 3000 box,” ucap Marina, putri dari Rasuna. Dari sekian banyak produksi tambahan ini, tak membuat BakpiaPia Djogdja menutup ketujuh outletnya yang tersebar di seluruh Yogyakarta. Untuk kebutuhan pesanan Keraton Yogyakarta dibuat di lokasi berbeda dengan lokasi produksi harian. “Setelah acara selesai, outlet kami diserbu pembeli yang penasaran dengan rasa BakpiaPia Djogdja,” ujar Rasuna sambil tersenyum.