MARTABAK HOLLANN SNOEP Tak Kenal Musim dan Tak Pernah Rugi
- Kategori Induk: Rubrikasi
- Diperbarui pada Senin, 06 Juli 2015 11:15
- Diterbitkan pada Kamis, 23 Juni 2011 07:00
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 8948
- 23 Jun
Siapa yang tak kenal martabak. Penganan manis bertabur kacang dan mesis cokelat itu kini mulai dikemas dalam sistem franchise dengan inovasi rasa dan bentuk menarik. Keuntungan satu loyang bisa lebih dari dua ratus persen,
Kreasi yang unik bikinan Michael Hopmans, pemilik gerai Martabak Hollann Snoep sekaligus pemilik waralaba Hollann Snoep Premix, selalu menarik pembeli. “Dulu saya yang pertama membuat martabak mini tahun 2004. Setelah itu ada waralaba martabak lain yang langsung mengeluarkan produk sama. Rasanya, mungkin setelah dia melihat demo saya di suatu pameran,” ujar pria keturunan Belanda yang kini telah memiliki lebih dari 82 outlet dari Ujung Pandang sampai Medan.
Premix Martabak
Awalnya pria yang pernah kerja di sebuah hotel ini menjual martabak manis mini di daerah Pondok Gede, Bekasi, pada tahun 2004. Responnya baik, pengunjung ramai dan permintaan buka outlet di daerah lain banyak. Hopmans bersama anakanaknya mencoba mengembangkan bisnis martabak ini sampai membuka 20 cabang di Jakarta. Sampai akhirnya martabak mini ini di-franchise-kan setahun kemudian, tapi ukurannya dibuat tiga jenis. Ada ukuran maxi, midi, dan mini.
“Saya tertarik membuat martabak, karena saya lihat dari usaha martabak yang kecil sampai yang besar, orang jualan martabak tidak ada yang bangkrut. Tapi saya mau lebih menekuni martabak mini. Selain waktu itu belum ada yang buat, saya mau harga lebih terjangkau,” papar pengusaha yang kini tinggal di Cimahi, Bandung. Martabak yang dibuat Hopmans memang beda. Tepung premix-nya diproduksi sendiri di rumahnya yang terletak di Cimahi. Kelebihannya, premix martabak ini tinggal dicampur air langsung masuk loyang. Tepungnya yang reguler lebih putih dan lembut. Setelah jadi, kita bisa membubuhi topping sesuai selera mulai dari meisjes sampai tuna dan daging asap. Hebatnya lagi dari premix yang diciptakannya ini, masih bisa dikembangkan menjadi beberapa resep kudapan lain selain martabak tentunya. Surabi, crepes, pancake, wafel, brownies kukus, hingga cake bisa diciptakan dengan satu macam premix buatan Hopmans. “Kalau mau diolah jadi brownies kukus tinggal ditambah telor dan mentega cair, tergantung penjualnya mau rasa enaknya sampai seberapa. Jika premix dijadikan crepes tinggal tambah mentega cair dan telor satu,” jelas Hopmans.
Dibanding martabak manis lain, citarasa martabak Hollann memang unik. Cita rasa dasarnya mirip bolu yang semua rasa manisnya, rasa buahnya, gurihnya, sudah terkandung dalam martabak di luar bubuhan topping. Jadinya enak tidak enek, dan nyaris tidak ada minyaknya. Karena itu martabak ini bisa tahan dua hari tanpa pengawet. Produk Hollann hadir dengan tiga jenis tepung yaitu ‘Afrika’ (warna hitam), tepung bolu, dan
tepung reguler. Unggulannya martabak mini, dengan tiga rasa pilihan yaitu keju susu, durian, dan campur (kacang, cokelat, keju), keju spesial dan blueberry keju. Jenis martabak yang dijual ada lima macam. Terdiri dari martabak premix reguler, martabak bolu, martabak bolu karakter, martabak Afrika, dan martabak ala Western (Martabak Burger). Harganya bervariasi mulai dari Rp 5.000 sampai Rp 30.000 per loyang.
Martabak premix ini lebih higienis karena unsur kimianya tidak tinggi dan terjaga kebersihannya. “Martabak hanya laku satu loyang, tidak masalah. Tidak akan ada bahan yang terbuang karena ada takarannya seperti kalau kita membuat segelas susu. Ambil tepung sesuai takaran yang ditentukan, langsung campur air. Setelah aduk, masukkan ke loyang seperti biasa. Begitu matang, angkat dan taburi topping sesuai selera. Hanya kalau saya memotong martabak seperti memotong cake. Irisannya bukan persegi tapi segitiga,” kata Hopmans.
Kakek satu cucu yang 1 Desember 2010 ini meluncurkan franchise baru Surabi Lekker ini menginformasikan bahwa dalam pembuatan martabak manis pada umumnya, kebanyakan penjual melakukan fermentasi. “Penjual martabak lain melakukan fermentasi bahan-bahan selama enam jam. Tepungnya diberi soda yang banyak lalu didiamkan agar mengembang. Setelah enam jam, adonan yang tadinya setengah ember jadi satu ember. Lantas ditambahkan telor, gula, kasih soda kue lagi lalu dikocok, diaduk dengan adonan yg sudah di-fermentasi. Saat dimasak, martabak yang dihasilkan naik tinggi, bagus sekali. Rasa getir yang diakibatkan oleh baking soda ditutupi dengan olesan-olesan mentega yang banyak dan rasanya jadi gurih. Lalu kalau tidak laku jadi mubazir karena terpaksa harus dibuang. Kalau martabak premix ini cuma mau buat tiga loyang sehari pun boleh, karena tinggal pakai sesuai kebutuhan,” tegas Hopmans yang masih turun meninjau gerai martabaknya di penjuru kota Bandung.
Promosi Waralaba
Sukses membuka banyak cabang membuat Hopmans sibuk. Oleh karena itu dia membuka sistem waralaba. Selain bisa fokus jualan premix, Hopmans akan lebih bisa mengontrol kualitas dan mencari inovasi baru agar franchise martabaknya tidak mati ditelan perkembangan jaman. “Rata-rata kendala di faktor pengusahanya. Pengusaha harus concern terhadap produk dan sumber daya manusianya,” ungkap Hopmans. Waralaba di bawah bendera Hollahops Boga Prima ini bergerak di bidang makanan dan snack. Sebagai pemegang tepung siap pakai dengan merk Hollann Snoep Premix yang pertama di Indonesia, menawarkan peluang bisnis untuk memulai usaha di bidang Food Snack dengan awal produk martabak premix, modal awal rendah dan bebas royalti, namun mampu balik modal dengan cepat.
TIPS Sukses Pemasaran Martabak Hollann
• Semua orang bisa membuat martabak ini. Diajarkan sebentar langsung jadi dengan rasa sama. Namun agar waralaba martabak manis ini sukses, Hopmans berkenan memberikan tips cara marketing-nya sebagai berikut:
• Ketika buka di suatu tempat, perhatikan karakter tempatnya. Apakah sekolah, mal, rumah sakit, tempat wisata. Biasanya kemampuan belanja dan selera orang di sekitar tempat itu seperti apa? Apa mereka membeli berdasarkan harga yang ekonomis? Kalau itu jawabannya, jual lebih dahulu martabak mini. Kalau di tempat wisata, mereka suka tipe inovasi, maka jual dulu martabak karakter atau ala western. Atau mereka lebih suka kalau toppingnya es krim?
• Setelah tipe pertama yang dikeluarkan laku, baru keluarkan jenis-jenis lainnya. Dalam beberapa bulan, misal 6 bulan sekali, lakukan inovasi baik rasa, bentuk, maupun promosi.
• Perhatikan sumber daya manusia penjual, agar mereka bisa ramah dan senang melayani konsumen. Jangan galak-galak atau diberi beban tambahan.