Awal 2002, outlet pertama Bakerzin di Indonesia dibuka di Cilandak Town Square, Jakarta. Konsepnya pun tak jauh beda, dessert disajikan sebagai menu utama yang menarik dan tentunya memiliki cita rasa yang berkualitas. Tay mempercayakan rekan sesama Chef-nya yang juga asal Singapura, Yap Chern Chee untuk mengelola usaha waralaba Bakerzin di Indonesia.
Pemilihan lokasi outlet Bakerzin rupanya sudah direncanakan dengan baik, pusat perbelanjaan dirasa sebagai lokasi yang tepat bagi usaha tersebut. Sesuai dengan prinsip ekonomi, yakni pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli, manajemen Bakerzin Kualitasyakin aktivitas tersebut dapat menyedot perhatian para pengunjung untuk singgah dan mencoba menu-menu Bakerzin.
Menurut Yap Chern Chee, pada awal Bakerzin memperkenalkan diri di Indonesia, menu-menu yang ditawarkan masih diadaptasi dari Singapura. Seiring berjalannya waktu, menu-menu tersebut disesuaikan dengan selera orang Indonesia pada umumnya, yang menyukai citarasa manis, asin dan asam—lebih dari kadar yang disukai masyarakat Singapura. Memang selain menyajikan dessert seperti cake, Bakerzin juga menyajikan beragam main course dan alacarte atau makanan pokok seperti nasi, mi, dan sebagainya. Chee sadar, sulit menarik pelanggan untuk datang bila tidak ada menu-menu tersebut, apalagi dengan mengusung nama Bakerzin masyarakat mengasumsikan outlet ini hanya menjual aneka kue.
“Tujuh tahun yang lalu, selain menyajikan kue, kami hanya menjual pasta dan semi juice. Terasa sekali sulitnya menarik pelanggan untuk datang, ditambah nama Bakerzin yang diasumsikan sebagai toko roti. Akhirnya dengan persetujuan manajemen Singapura, kami juga menjual makanan lokal seperti nasi goreng dan sop buntut,” tutur Chee yang termasuk sebagai 10 Chef terbaik versi majalah Bazaar.
Meski menu-menu Bakerzin Indonesia disesuaikan dengan menu ala Indonesia, namun Chee tetap mengedepankan kualita. Untuk itu, bahan-bahan dasar yang digunakan pun tetap diimpor dari luar negeri. Hanya beberapa item bahan dasar kue seperti telur dan tepung yang berasal dari Indonesia.
Bahkan untuk salah satu item kue strawberry shortcake, Bakerzin Indonesia mengunakan tepung impor dari Jepang. Alasannya, tepung asal Jepang memiliki tekstur yang sangat halus karena diolah dengan teknik sangat moderen sehingga menghasilkan kualitas citarasa premium. Chee pun tidak akan menghadirkan menu tersebut bila bahan dasar andalannya itu tidak tersedia.
Bahan-bahan lain seperti keju pun didatangkan dari Italia, susu dari Australia, dan cokelat dari Prancis. Untuk ganache, Chee mengunggulkan cokelat Swiss.
Interior outlet Bakerzin di Cilandak Town Square mencitrakan kesan elegan dan klasik khas Eropa. Suasananya nyaman dan tenang. Pengunjung bisa memilih duduk di dalam atau luar outlet.
Karyawan Bakerzin tampak ramah dan telaten dalam melayani pelanggan. Senyum tak pernah hilang dari wajah mereka saat menyambut tiap pelanggan yang datang.
Outlet Bakerzin hingga kini telah tersebar di Singapura, Kuala Lumpur, Shanghai, Jakarta, dan Surabaya. Di Indonesia, Bakerzin hadir dengan lima outlet di Jakarta dan satu di Surabaya.