MESIN PENGOLAH COKELAT Balai Besar Industri Agro untuk PT. Tama Cokelat Indonesia Resmi Diluncurkan
- Kategori Induk: ROOT
- Diperbarui pada Rabu, 20 September 2017 11:34
- Diterbitkan pada Rabu, 20 September 2017 09:08
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 2311
- 20 Sep
Balai Besar Industri Agro Kementerian Perindustrian (BBIA) memberikan bantuan berupa peminjaman Mesin Pengolah Cokelat kepada PT Tama Cokelat Indonesia (PT. TCI) pemilik brand utama Chocodot – Indonesian Chocolate, sebagai bentuk kerjasama litbangyasa.
Penandatanganan MoU tentang kerjasama uji coba komersial mesin pengolahan cokelat antara BBIA dengan PT. TCI ini berlangsung di Garut pada tanggal 17 September 2017, dilakukan oleh Kepala Balai Besar Industri Agro, Ir. Umar Habson. MM dan Kiki Gumelar S, ST, M.Par selaku Direktur dari PT Tama Cokelat Indonesia. Turut hadir dalam penandatanganan ini Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristek Dikti Dr. Jumain Appe, Direktur Inovasi Industri Ir. Santosa Yudo Warsono, Rektor Universitas Garut dan Ketua Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) H Priyadi Abadi M.Par.
Mesin Pengolah Cokelat yang dibuat oleh BBIA ini, merupakan aset pemerintah yang dipinjamkan secara cuma-cuma selama uji coba komersial berlangsung. Tiap tiga bulan akan dilakukan evaluasi dan monitoring, sampai uji coba komersial dapat berjalan dengan sempurna.
Kerjasama antara BBIA Kementerian Perindustrian dan PT. TCI, merupakan kelanjutan dari program sebelumnya di tahun 2016, khususnya kegiatan unjuk kerja alat hasil litbangyasa di PT.TCI. Kegiatan Unjuk kerja yang dipantau langsung oleh pihak PT.TCI dan BBIA telah memberikan hasil yang cukup positif, namun kelanjutan uji coba secara komersial perlu dilakukan dengan lebih baik lagi.
Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristek Dikti Dr. Jumain Appe dalam sambutannya mengatakan, “Kerjasama antara Balitbang dan Industri perlu senantiasa dilakukan, dan pemerintah bertekad untuk memberi kemudahan. Kemajuan teknologi harus bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. Misalnya dalam bisnis cokelat, saat ini masih ada bahan baku yang harus diimport dari luar negeri, dengan harga yang cukup mahal. Bila ada tekonologi yang bisa dikembangkan di Indonesia, berarti harga produksi cokelat di Indonesia bisa turun, dan tentunya menguntungkan masyarakat. “
Ir. Umar Habson. MM mengatakan, BBIA berharap bahwa kerjasama uji coba komersial tidak saja akan mempercepat disiminasi hasil litbangyasa, tetapi juga merupakan nilai tambah bagi kedua belah pihak. Sehingga didapatkan hasil yang baik bagi pengambil kebijakan termasuk upaya perkembangan teknologi itu sendiri.
Kedepan, BBIA menghendaki agar model kerjasama antara dunia penelitian pemerintah dan dunia akademisi yang dilakukan bersama antara pihak pelaku usaha dengan uji unjuk kerja, dapat memenuhi harapan pelaku usaha itu sendiri. Tidak saja sebagai tempat uji coba dalam litbangyasa, namun juga berperan aktif pada hasil-hasil penelitian yang teknis, dan non-teknis seperti penghitungan tekno ekonominya.
Kiki Gumelar S, ST, M.Par mengatakan, “Kerjasama ini dapat membantu kami untuk terus berevolusi menciptakan produk-produk cokelat dan memadukannya dengan panganan khas daerah-daerah di seluruh Indonesia. Harapannya, kami bisa membudayakan konsumsi cokelat di Indonesia, khususnya menjadikan Garut sebagai kota cokelat.”
,
Acara Launching Uji Coba Komersial Mesin Pengolah Cokelat bertepatan dengan pembukaan Wahana Chocodot World, untuk melengkapi destinasi wisata kabupaten Garut. Chocodot World merupakan mini museum cokelat yang menyatu dengan gerai cokelat. Selain bisa membeli beragam olahan cokelat yang terkenal dari Garut, pengunjung juga akan diberi edukasi tentang cokelat.