fbpx

Chocolate School Goes to Mall

JAKARTA-Chocolate School By Tulip bekerja ama dengan Mall Pacifi c Place menyelenggarakan kelas pendidikan dan penanganan coklat. Kelas tersebut berlangsung selama 7 hari mulai tanggal 27 Maret 2011 sampai dengan 02 April 2011.

     Acara ini free karena dapat di hadiri oleh masyarakat umum pencinta coklat. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa tampak antusias melihat dan mempraktekan langsung benda yang dibilang “manis” sedunia ini. Di luar acara ini, Chocolate School By Tulip juga membuka kelas intensif di Bellezza Shopping Arcade lt. 3, Jl. Arteri Soepeno No. 34, Permata Hijau, Jakarta 12210. Modul yang diajarkan antara lain : Demo dan workshop on praline making, chocolate fi gures, showpiece, “What is Chocolate” dan Chocolate Mousse Dessert. Untuk kelas anak-anak mereka diberikan kelas Chocolate Cup with Chocolate Mousse dan Truffl es.

     Pada kesempatan kali itu Pastry&Bakery berkesempatan hadir untuk meliput dan melihat langsung para alumni Chocolate School By Tulip mendemokan karya dan keahlian masing-masing. Acara dimulai pada pukul 10.00 – 12.00 dengan penyelenggaraan workshop – pralines dan dilanjutkan kembali pada pukul 12.30 – 13.30 yang diisi oleh Peni Respati untuk mendemonstrasikan bagaimana pembuatan chocolate modelling. Bagi peserta, demo tersebut sangat menarik, tidak kurang dari 25 orang peserta tekun untuk menyimak bagaimana Peni Respati dengan telatennya menerangkan komposisi apa saja untuk bahan pembuatan chocolate modeling, dimulai dari pembuatan pagar bermotif untuk pinggir cake yang dibuat dengan tehnik painting & printing atau dengan membentuk sambil mengimajinasikan tokoh-tokoh kartun atau binatang lucu dan benda-benda unik yangcolor full pendukungnya sebagai hiasan cake agar tampilannya tambah cantik dan menarik.

     Sedikit tips dari Peni Respati untuk penanganan hiasan chocolate modeling yang relatif kecil dan terkadang kurang rekat antar fi gure satu dan lainnya ada baiknya sebagai penahannya menggunakan spaghetti kering. Paling tidak bahan tersebut aman bagi anak-anak karena masih termasuk bagian dari makanan walaupun belum matang dan setidaknya tidak membahayakan, dibandingkan jika kita menggunakan tusuk gigi untuk penyanggahnya dan itu diharapkan untuk dapat dihindari saja. Pada sesi berikutnya, Benty Diwansyah dari Tulip mengawali workshop-nya dengan mengajak para peserta yang sudah registrasinya sebelumnya untuk mempraktekkan langsung bagaimana membuat chocolate fi gure.

     Ada beragam bentuk chocolate fi gure yang diperkenalkan oleh Benty kepada peserta, mulai dari fi gure binatang dan buah seperti bebek, beruang kecil hingga buah labu hallowen yang semuanya dilumuri dark chocolate cair. Para peserta diberikan cetakan cokelat yang terbuat dari plastik transparan yang sudah berbentuk berbagai macam chocolate fi gure yang kemudian diisikan dengan coklat cair dan didinginkan beberapa menit hingga mengeras. Cokelat cair tadi akan terbentuk sesuai dengan fi gure aslinya.

Usai pelatihan chocolate fi gure, kembali Benty mendemokan The Construction of A Showpiece kepada pengunjung yang hadir pada saat itu. Kami semua dibuat terkesima dengan sebuah patung wanita cantik setengah badan mirip Cleopatra. Patung yang tingginya tak kurang dari seperempat meter tersebut murni terbuat dari coklat mulai dari alas hingga hiasan-hiasan artistik di sekelilingnya. Perpaduan cantik dan manis adalah sempurna untuk sebuah Chocolate Masterpiece pada sore menjelang malam tersebut.

Menjelang malam, dilakukan sesi edukasi yaitu workshop mengenai “What is Chocolate?” Sudah tampilannya cantik, lucu, menggemaskan dan dapat dikonsumsi pula itulah sisi mahakarya dan kenikmatan sepotong cokelat. Sekali lagi pada kesempatan tersebut lidah kita akan dimanjakan dengan mencicipi beberapa jenis olahan cokelat yang disajikan. Pengunjung yang kebanyakan adalah perempuan semakin memunculkan senyum manisnya di setiap peragaan yang ditunjukan oleh masing-masing chef. “Tak kurang dari 250 peserta yang telah registrasi dan diperkirakan 500 orang yang akan hadir selama satu minggu selama acara berlangsung,” jelas Christina Mumpuni Erawati selaku Principal Chocolate School. P&B/Zufria Rahma, foto-foto: Richard Mandala